Silakan Translate.......

Rabu, 19 Desember 2012

Kajian Teoritis Sosiologi Pendidikan


Perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat mempengaruhi institusi pendidikan, bila perubahan itu cepat maka dampaknya pun sangat dirasakan oleh lembaga pendidikan, sebab lembaga pendidikan adalah salah satu lembaga kemasyarakatan yang keberadaannya untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pendidikan dalam pandangan tokoh fungsionalis:
      1.      Emile Durkheim
Pendidikan dipersepsikan oleh Durkheim sebagai suatu kesatuan utuh dari masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan sebagai dasar masyarakat menentukan proses alokasi dan distribusi sumber-sumber perubahan. Pendidikan juga dipandang sebagai institusi yang berfungsi sebagai baby sitting yang bertugas agar masyarakat tidak ada yang memiliki perilaku
menyimpang. Guna mengemas pendidikan agar memiliki peran seperti itu harus diterapkan prioritas yang tepat. Kebijakan prioritas ditetapkan berdasarkan meritokrasi. Semua pada prinsipnya mempunyai kesempatan yang sama dalam pengembangan kompetensi, namun prinsip meritokrasi tetap diperhatikan. Pendidikan harus bisa memaksimalkan bakat siswa, pendidikan harus didekatkan pada masyarakat luas.
2.      Talcott Parsons
Tulisan-tulisan Parsons mengenai peran utama sekolah dianggap representatif dari seluruh pendekatan fungsional, seperti berikut
  •        Sekolah Sebagai Sarana Sosialisasi Utama : Fungsi sosisalisasi sebagai perkembangan individu dari berbagai komitmen dan kapasitas yang merupakan syarat esensial dari kegiatan peran mereka di kemudian hari.
  •         Partikularisme-Universalisme dan Askripsi-Prestasi : Sekolah berfungsi mensosialisasikan anak dari orientasi partikularisme dan askripsi yang biasa dialami di rumah ke orientasi yang universal dan prestasi yang umumnya yang lebih diperlukan mereka kelak di kemudian hari.
  •      Seleksi Dan Alokasi : Fungsi pendidikan adalah mempersiapkan para siswa untuk memasuki dunia kerja. Tidak semua orang sanggup melaksanakan tugas tertentu, untuk itulah sekolah merupakan lembaga utama untuk melakukan seleksi ini.
  •             Kesamaan Kesempatan : Adalah hal yang ideal jika anak-anak mulai sekolah mendapat kesempatan interval dan institusional yang sama diperlakukan secara wajar dalam penilaian prestasi dari berbagai kemampuan dan motivasi.

3.      Robert K. Merton
Lembaga pendidikan bukanlah oraganisasi yang esensial untuk selalu dapat memberikan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Lembaga tersebut dimuati oleh fungsi manifes dan fungsi laten.
Fungsi manifes adalah akibat objektif yang menyumbang pada perubahan atau adaptasi dari sistem yang ada. Hal-hal yang bersifat terbuka, disengaja, dikenal, diakui, dan diterima adalah analisis fungsionalyang memberi keseimbangan masyarakat. Fungsi manifes sekolah antara lain adalah pengajaran kognitif, reproduksi kultural,seleksi dan alokasi produksi kultural, difusi kultural dan mobilitas sosial.
Fungsi laten adalahfungsi yang tidak disengaja atau diakui. Fungsi ini tidak bersifat tertutup dan tidak sengaja dilakukan dalam sistem yang dijalankan institusi. Fungsi laten sekolah adalah antara lain kontrol sosial, fungsi pemeliharaan, melegitimasi, pemeliharaan tradisi-tradisi subgrup, beserta peningkatan analisis kritis masyarakat.

Pendidikan Dalam Pandangan Tokoh Konstruksionis:
Perspektif ini beranggapan bahwa perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku objek alam. Manusia sebagai agen merekontruk realitas kehidupan sosial. Cara melakukan tergantung mereka memahami atau memberikan makna kepada hidupnya. Pembelajaran dalam paradigma konstruktivis menjadikan siswa aktif dan menentukan apa yang harus dipikirkan dan dipelajari.
1.      Max Weber
Pendidikan menurut Weber dianggap sebagai suatu variabel status atau variabel kelas. Pengetahuan dan keterampilan manusia didapat melalui pendidikan di sekolahyang dapat mempertinggi kemampuanpemasaran di dunia ekonomiyang mengantarkan pada posisi kelas tinggi sebagai suatu variabel status pendidikan mengarah ke suatu gaya hidup dan pola konsumtif, membuat golongan ini eksklusif yang berbeda dari golongan lain seperti buruh.
Peran sekolah adalah meneruskan perbedaan status dan gaya hidup golongan berpendidikan. Lembaga pendidikan sendiri dikuasai oleh kaum elit dan menggunakannya untuk mengadakan batas dari golongan lain untuk kepentingan kelasnya. Dalam hal ini lembaga pendidikan membuat aturan yang hanya dapat dipenuhi kaum elit, sehingga banyak kelas bawah tidak bersekolah karena tidak bisa menyesuaikan dengan peraturan tersebut.
2.      Peter L. Burger dan Thomas Luckman
Kita ini adalah individu yang dipenjara oleh Epoch Sejarah dimana kita dilahirkan, kita adalah anak dari budaya masyarakat kita.kita tumbuh kembang, berbahasa, berperilaku, menggagas, memperoleh pengetahuan, pemahaman serta persepsi yang kita peroleh dari budaya sekitar kita. Namun demikian kita sebagai individu tidak hanya tinggal diam dan hanya mengkonformasi tetapi kita juga mengelola. Di lingkungan pendidikan, disatu sisi mereka berusaha bersikap nonkonformatis untuk menjadi dirinya, tetapi mereka juga mengkonform sikap mereka dengan apa yang berlaku di lingkungan pendidikan. Misalnya cara berpakaian, berbicara, juga soal selera.
3.      Pierre Boerdieu
Menurut Boerdieu dengan modal reproduksi sosial siswa sekolah bukan hanya mengalami kesulitan mencapai keberhasilan belajar karena mempelajari hal yang baru, cara memahami dunia yang akan dihadapi, termasuk bahasa yang digunakan. Mayoritas siswa yang berhasil mereka menginternalisasi nilai kelas yang dominan. Boerdieu menggambarkan bahwa struktur objektif memainkan peran yang besar dalam menentukan prestasi siswa di sekolah secara individual. Siswa dari kelas menengah memiliki kesempatan lebih banyak meraih sukses karena memiliki hubungan yang dekat dengan kultur dominannya. Sebaliknya siswa yang berasal dari kelas dibawahnya berpeluang kecil untuk meraih sukses karena terasing dari budaya yang dominan.

Sumber:  Prof. Dr. Farida Hanum, M. Si. Sosiologi Pendidikan. Kanwa Publisher

Tidak ada komentar: