Perubahan sosial yang
terjadi di dalam masyarakat mempengaruhi institusi pendidikan, bila perubahan
itu cepat maka dampaknya pun sangat dirasakan oleh lembaga pendidikan, sebab
lembaga pendidikan adalah salah satu lembaga kemasyarakatan yang keberadaannya
untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pendidikan
dalam pandangan tokoh fungsionalis:
1. Emile Durkheim
Pendidikan
dipersepsikan oleh Durkheim sebagai suatu kesatuan utuh dari masyarakat secara
keseluruhan. Pendidikan sebagai dasar masyarakat menentukan proses alokasi dan
distribusi sumber-sumber perubahan. Pendidikan juga dipandang sebagai institusi
yang berfungsi sebagai baby sitting
yang bertugas agar masyarakat tidak ada yang memiliki perilaku
menyimpang. Guna
mengemas pendidikan agar memiliki peran seperti itu harus diterapkan prioritas
yang tepat. Kebijakan prioritas ditetapkan berdasarkan meritokrasi. Semua pada
prinsipnya mempunyai kesempatan yang sama dalam pengembangan kompetensi, namun
prinsip meritokrasi tetap diperhatikan. Pendidikan harus bisa memaksimalkan
bakat siswa, pendidikan harus didekatkan pada masyarakat luas.
2. Talcott Parsons
Tulisan-tulisan Parsons
mengenai peran utama sekolah dianggap representatif dari seluruh pendekatan
fungsional, seperti berikut
- Sekolah Sebagai Sarana Sosialisasi Utama : Fungsi sosisalisasi sebagai perkembangan individu dari berbagai komitmen dan kapasitas yang merupakan syarat esensial dari kegiatan peran mereka di kemudian hari.
- Partikularisme-Universalisme dan Askripsi-Prestasi : Sekolah berfungsi mensosialisasikan anak dari orientasi partikularisme dan askripsi yang biasa dialami di rumah ke orientasi yang universal dan prestasi yang umumnya yang lebih diperlukan mereka kelak di kemudian hari.
- Seleksi Dan Alokasi : Fungsi pendidikan adalah mempersiapkan para siswa untuk memasuki dunia kerja. Tidak semua orang sanggup melaksanakan tugas tertentu, untuk itulah sekolah merupakan lembaga utama untuk melakukan seleksi ini.
- Kesamaan Kesempatan : Adalah hal yang ideal jika anak-anak mulai sekolah mendapat kesempatan interval dan institusional yang sama diperlakukan secara wajar dalam penilaian prestasi dari berbagai kemampuan dan motivasi.
3. Robert K. Merton
Lembaga pendidikan
bukanlah oraganisasi yang esensial untuk selalu dapat memberikan kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan. Lembaga tersebut dimuati oleh fungsi manifes dan
fungsi laten.
Fungsi
manifes adalah akibat objektif yang menyumbang pada
perubahan atau adaptasi dari sistem yang ada. Hal-hal yang bersifat terbuka,
disengaja, dikenal, diakui, dan diterima adalah analisis fungsionalyang memberi
keseimbangan masyarakat. Fungsi
manifes sekolah antara lain adalah pengajaran kognitif, reproduksi
kultural,seleksi dan alokasi produksi kultural, difusi kultural dan mobilitas
sosial.
Fungsi
laten adalahfungsi yang tidak disengaja atau diakui.
Fungsi ini tidak bersifat tertutup dan tidak sengaja dilakukan dalam sistem
yang dijalankan institusi. Fungsi laten sekolah adalah antara lain kontrol sosial,
fungsi pemeliharaan, melegitimasi, pemeliharaan tradisi-tradisi subgrup,
beserta peningkatan analisis kritis masyarakat.
Pendidikan
Dalam Pandangan Tokoh Konstruksionis:
Perspektif ini
beranggapan bahwa perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku
objek alam. Manusia sebagai agen merekontruk realitas kehidupan sosial. Cara
melakukan tergantung mereka memahami atau memberikan makna kepada hidupnya.
Pembelajaran dalam paradigma konstruktivis menjadikan siswa aktif dan
menentukan apa yang harus dipikirkan dan dipelajari.
1. Max Weber
Pendidikan menurut
Weber dianggap sebagai suatu variabel status atau variabel kelas. Pengetahuan
dan keterampilan manusia didapat melalui pendidikan di sekolahyang dapat
mempertinggi kemampuanpemasaran di dunia ekonomiyang mengantarkan pada posisi
kelas tinggi sebagai suatu variabel status pendidikan mengarah ke suatu gaya
hidup dan pola konsumtif, membuat golongan ini eksklusif yang berbeda dari
golongan lain seperti buruh.
Peran sekolah adalah
meneruskan perbedaan status dan gaya hidup golongan berpendidikan. Lembaga
pendidikan sendiri dikuasai oleh kaum elit dan menggunakannya untuk mengadakan
batas dari golongan lain untuk kepentingan kelasnya. Dalam hal ini lembaga pendidikan
membuat aturan yang hanya dapat dipenuhi kaum elit, sehingga banyak kelas bawah
tidak bersekolah karena tidak bisa menyesuaikan dengan peraturan tersebut.
2. Peter L. Burger dan Thomas Luckman
Kita ini adalah
individu yang dipenjara oleh Epoch Sejarah dimana kita dilahirkan, kita adalah
anak dari budaya masyarakat kita.kita tumbuh kembang, berbahasa, berperilaku,
menggagas, memperoleh pengetahuan, pemahaman serta persepsi yang kita peroleh
dari budaya sekitar kita. Namun demikian kita sebagai individu tidak hanya
tinggal diam dan hanya mengkonformasi tetapi kita juga mengelola. Di lingkungan
pendidikan, disatu sisi mereka berusaha bersikap nonkonformatis untuk menjadi
dirinya, tetapi mereka juga mengkonform sikap mereka dengan apa yang berlaku di
lingkungan pendidikan. Misalnya cara berpakaian, berbicara, juga soal selera.
3. Pierre Boerdieu
Menurut Boerdieu dengan modal reproduksi sosial
siswa sekolah bukan hanya mengalami kesulitan mencapai keberhasilan belajar
karena mempelajari hal yang baru, cara memahami dunia yang akan dihadapi,
termasuk bahasa yang digunakan. Mayoritas siswa yang berhasil mereka menginternalisasi
nilai kelas yang dominan. Boerdieu menggambarkan bahwa struktur objektif
memainkan peran yang besar dalam menentukan prestasi siswa di sekolah secara
individual. Siswa dari kelas menengah memiliki kesempatan lebih banyak meraih
sukses karena memiliki hubungan yang dekat dengan kultur dominannya. Sebaliknya
siswa yang berasal dari kelas dibawahnya berpeluang kecil untuk meraih sukses
karena terasing dari budaya yang dominan.
Sumber: Prof. Dr. Farida Hanum, M. Si. Sosiologi Pendidikan. Kanwa Publisher
Tidak ada komentar:
Posting Komentar