Silakan Translate.......

Rabu, 19 Desember 2012

Sekilas Sosiologi Pariwisata di Kawasan Yogyakarta


  1. Objek Wisata Keraton Yogyakarta
Aspek sosiologis di Keraton Yogyakarta dapat dilihat dari proses sosialnya bisa dilihat adanya struktur sosialnya. Struktur sosial yang ada di Keraton Yogyakarta dilihat dari stratifikasi sosial secara vertikal seperti adanya stratifikasi sosial terbuka dan tertutup. Stratifikasi sosial secara tertutup, dahulu waktu zaman penjajahan stratifikasi seperti bangsawan, raja sangat diperjelas dengan tujuan memecah belah persatuan. Dilihat dari segi diferensiasi sosial dalam hal profesi terlihat pengaruh dari stratifikasi sosial yang tidak mencolok dan tidak membedakan antara rakyat dan raja dalam hubungannya.

Dilihat dari segi ineraksi sosial di obyek wisata keraton Yogyakarta terlihat adanya kerjasama antara pihak keraton dan masyarakat sekitar. Pihak keratn
memberi izin masyarakat sekitar untuk berdagang dengan suatu syarat yang sudah disepakati keduanya. Dengan ini terlihat cukup banyaknya masyarakat sekitar yang menjadi pedagang-peddagang aksesoris maupun makanan di lingkungan obyek wisata keraton Yogyakarta.
Dari segi perubahan sosial banyak hal yang berubah di keraton yang tujuannya untuk menarik wisatawan domestik maupun asing. Ada tempat tertentu ataupun upacara tertentu yang tadinya bersifat sakral dan tidak boleh dilihat atau ditonton oleh umum sekarang diperbolehkan. Bangsal kencana yang merupakan tempat untuk menyimpan pusaka raja daulu tidakl boleh dilihat tetapi sekarang diperbolehkan walaupun pusaka yang dipamerkan hanya duplikasinya. Selain itu adanya jamasan pusaka dan juga taria bedhaya ketawang atau tari sebelum penobatan raja sekarang boleh dilihat oleh masyarakat umum dengan tujuan menarik wisatawan.

  1. Obyek wisata Kali Urang
Daya tarik wisata di obyek wisata kali urang adalah pemandangannya yang indah dan udaranya yang sejuk. Tempat ini cocok untuk menyegarkan pikiran setelah sibuk dengan rutinitas. Kali urang sendiri terletak di kki gunung merapi dan inilah yang menyebabkan pemandangannya indah dan udaranya yang sejuk.
Bebricara tentang fenomena sosialnya yang paling mencolok di kali urang adalah penyim[angan sosial dan perubahan sosial. Penyimpangan sosial yang terjadi di kali urang adalah terjadinya free sex. Di kali urang sendiri banyak didirikan vila, hotel, maupun motel yang digunakan untuk menginap para wisatawan tetapi sekarang kebnyakan tempat penginapan tersebut dijadikan untuk ajang free sex oleh para oknum. Untuk mengatasi penyimpangan sosial tersebut diharapkan pemerintah setempat maupun warga masyarakat untuk mengawasi tempat-tempat tersebut dan segera melakukan tindakan bila ada yang melakukan hal-hal yang menyimpang.
Untuk perubahan sosial di wilayah kali urang terdapat perubahan sosial yamg mencolok di bidang mata pencaharian penduduk sekitar. Dahulunya penduduk sekitar banyak yang berprofesi sebagai petani. Tetapi setelah kali urang menjadi obyek wisata para penduduk banyak yang beralih profesi menjadi pedagang dengan mendirikan kios-kios warung di sekitar obyek wisata atau mendirikan tempat-tempat penginapan dan secara tidak langsung hal tersebut membawa perubahan sosial di masyrakat dari hal seperti cara berpakaian pun mulai berubah akibat pengaruh dari luar.

  1. Pantai Parangtritis
Latar belakang pantai parangtritis menjadi objek wisata dikarenakan alamnya menarik yaitu pantai atau laut. Dilihat dari latar belakang historisnya dikarenakan adanya mitos tentang Nyi Roro Kidul, merupakan peninggalan sejarah, dan adanya legenda.
Fenomena sosial yang terjadi di pantai parangtritis diantaranya ada penyimpangan sosial, interaksi, perubahan sosial. Dari segi penyimpangan sosial, penyimpangan sosial sendiri terjadi akibat sosialisasi yang kurang atau tidak sampai pada sasaran. Penyimpangan sosial yang terjadi di pantai parangtritis misalanya adanya tempat yang digunakan untuk pelacuran.untuk mengatasi penyimpangan sosial tersebut diperlukanlah suatu pengendalian sosial untuk mengurangai atau menghilangkan dampak dari penyimpangan sosial tersebut.
Dari segi interaksi dapat dilihat dari assosiatif dan dissosiatif. Dari assosiatifnya dapat dilihat adanya kerjasama antara para pedagang-pedagang di pantai tersebut dengan memebentuk kopersi untuk para pedagang. Sedangkan dari segi adanya persaingan misalnya antara warung yang satu dengan yang lain saling bersaing mendapat pelanggan ataupun para tukang parkir yang juga berebut lahan parkir.
Perubahan sosial yang terjaadi di masyarakat pantai parangtritis cukup signifikan, ini bisa dilihat dari segi mata pencaharian mereka. Dahulu kebanyakan masyarakat disektar pantai parangtritis bermatapencaharian sebagai petani, tetapi denag dibukanya pantai parangtritis sebagai obyek wisata membuat para masyarakat sekitar membuka warung-warung makan, tempat parkir maupun hotel.

  1. Obyek wisata  Candi Prambanan
Daya tarik wisatawan di candi prambanan dapat dilihat darilatar belakang historisnya yang mana menurut legendan candi prambanan itu dibuat oleh Bandung Bandawasa dengan dibantu oleh makhluk halus. Selain itu, candi prambanan sekarang menjadi obyek wisata sejarah dan budaya. Candi Prambanan juga merupakan candi hindu terbesar di Indonesia yang dibangun saat kerajaan Mataram Hindu berdiri.
Di  obyek wisata candi pramabana ini terdapat beberapa fenomena sosial yang menarik diantaranya ada penyimpangan sosial maupun konflik sosial. Penyimpangan sosial yang terjadi di obyek wisata candi prambanan seperti maraknya pencurian terhadap batu-batu maupun arca-arca candi prambanan yang merupakan barabng penunggalan sejarah yang seharusnya dilindungi. Pencurian ini terjadi karena harga arca-arca tersebut sangatlah mahal, untuk itu pemerintah maupun pihak pengelola candi haruslah meningkatkan keamanan di wilayah tersebut.
Untuk konlik sosial yang terjadi seperti adanya konflik internal didalam pengelolaan candi prambanan. Konflik tersebut seperti adanya retribusi parkir yang sebanarnya masuk ke APBD wilayah DIY atau Jawa Tengah.

  1. Obyek Wisata Malioboro
Daya tarik malioboro dapat dilihat dari latar belakang historisnya. Kawasan malioboro menjadi ramai ketika Sultan HB I mengembangkan sebuah pasar tradisional di kawasan tersebut. Yang menjadi daya tarik berikutnya adalah bahwa malioboro twerletak 1 garis lurus antara gunung merapi, Tugu Yogyakarta, Keraton Yogyakarta, dan Laut selatan. Di malioboro juga terdapat Hotel yang dulunya digunakan untuk menginap para gubernur Belanda yang sekarang diberi nama Hotel Inna Garuda, ini menjadi daya tarik tersendiri bagi turis-turis asing.
Obyek wisata Malioboro sendiri memiliki fasilitas-fasilitas yang baik. Seperti adanya penginapan/ hotel, transportasi yang mudah, merupakan tempat untuk berbelanja bagi wisatawan, banyaknya cindramata khas Yogyakarta yang ditujukan bagi para wisatawan, banyak dijual makanan-makana khas Yogyakarta seperti bakpia, adanya fasilitas lainnya seperti WC umum. Itu semua menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
Banyak fenomena sosial yang terjadi di malioboro diantaranya seperti penyimpangan sosial. Penyimpangan sosial yang terjadi di malioboro seperti adanya kompas preman, yaitu preman-preman yang meminta jatah dari para pedagang dikawasan malioboro. Banyaknya pengamen dan pengemis di kawasan malioboro yang perlu ditertibkan. Di kawasan malioboro bila malam hari juga terdapat banyak warung-warung lesehan yang menjajakan berbagai macam menu makanan, tetapi jeleknya para pemilik warung lesehan tersebut juga kadang menetapkan harga yang tidak wajar bagi para pembelinya.
Dengan banyaknya penyimpangan sosial yang terjadi di kawasan malioboro haruslah ada perhatian khusus dari pemerintah setempat untuk melakukan pengendalian sosial agar para pengunjung malioboro merasa nyaman jika berkunjung di malioboro.

  1. Obyek Wisata Kota Gede
Daya tarik wisatawan di Kota Gede dapat dilihat dari latar belakang historisnya. Latar belakang historisnya yaitu Kota Gede dahulunya merupakan pusat kerajaan Mataram. Disini juga terdapat bangunan-banguna kuno yang merupakan bekas kerajaan. Selain itu di Kota Gede juga terdapat makam raja-raja yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Kota Gede juga merupakan sentral kerajinan perak yang cukup terkenal. Dahulunya kerajinan perak ini digunakan untuk perhiasan bagi kerabat istana kerajaan. Dengan menjadi sentaral kerajinan perak tersebut membuat masyarakat di daerah tersebut mempunyai perekonimian yang cukup tinggi. Ini dikarenakan sekarang hasil kerajinan perak banyak dijual di luar daerah. Dengan perekonomian yang cukup tinggi ada sebuah tempat yang dinamakan Tegal Gendu yang berarti orang-orang yang sangat kaya.
  1. Obyek Wisata Gembira Loka
Di dirikan atas dasar keinginan dari Sultan HB VIII yaitu mendirikan kebon raja yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan, menjaga keseimbangan alam khususnya flora dan fauna. Dalam perkembangan selanjutnya menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat. Daya tarik dari obyek wisata gembira loka adalah banyaknya flora dan fauna yang ada di tempat tersebut sehingga obyek wisata ini menjadi rekreasi pendidikan karena dengan mengunjungi gembira loka kita menjadi tahu tentang berbagai macam flora dan fauna yang ada di tempat tersebut.
Fenomena sosial yang mencolok di obyek wisata gembira loka tersebut adalah adanya penyimpangan sosial. Terkait dengan penyimpangan sosial yaitu adanya hiburan dangdut yang menyebabkan banyak orang yang minum minuman keras dan ini mengganggu ketertiban umum di wilayah obyek wisata tersebut.

  1. Obyek Wisata Taman Sari
Daya tarik obyek wisata taman sari dapat dilihat dari segi latar belakang historisnya. Taman sari sendiri merupakan salah satu unsur tata kota kerajaan. Taman sari sendiri dahulunya berfungsi sebagai tempat mencari ketenangan atau meditasi bagi raja. Di tempat ini juga merupakan tempat pemandian bagi permaisuri raja. Selain itu taman sari sendiri juga merupaakan tempat perlindungan raja karena terdapat lorong yang berfungsi untuk melarikan diri bagi raja saat kerajaan dalam bahaya. Di taman sari sendiri juga terdapat sebuah lorong yang katanya tembus sampai pantai parangtritis dan ini terkait dengan mitos Nyi Roro Kidul.
Sekarang kawasan taman sari sudah menjadi ddaerah obyek wisata sekaligus sebagai kompleks pemukiman. Fenomena sosial yang terjadi yang mencolok diantaranya ada perubahan sosial, konflik sosial, dan juga penyimpangan sosial. Untuk perubahan sosial yang terjadi di sekitar taman sari yaitu dahulunya taman sari adalah tempat yang terawat tetapi setelah banyak pemukiman yang berdiri taman sari sendiri menjadi tidak seindah dahulu lagi karena saking banyaknya pemikiman yang ada menjadi kumuh atau sumpek. Dahulu taman sari hanya dihuni oleh abdi dalem keraton Yogyakarta tetapi sekarang sudah bermacam-macam orang dengan profesi yang beragam tinggal di kompleks taman sari.
Untuk konflik sosial sendiri yaitu tentang status tanah di taman sari.  Tanah ditaman sari berstatus magersari, yang merupakan tanah milik Sultan dan sewaktu-waktu bila tanah tersebut diminta oleh Sultan maka warga yang tinggal di taman sari harus mengikhlaskannya.Selain itu konflik juga terjadi antara BP3 dan Dinas Pariwisata yaitu pihak BP3 menginginkan taman sari dikembalikan seperti semula tetapi pihak Dinas Pariwisata menginginkan agar taman sari dibuat lebih menarik lagi.
Mengenai penyimpangan sosial yang terjadi dahulu tempat tersebut digunakan untuk mabuk-mabukan dan tidak ada batasan waktu untuk masuk ke taman sari, tetapi sekarang untuk menghilangkan penyimpangan sosial tersebut sudah diadakan batasan waktu  untuk masuk ke taman sari sehingga pengaruh negatifnya berkurang.

  1. Obyek Wisata Monumen Yogya Kembali
Daya tarik obtek wisata monumen yogya kembali atau monjali dapat dilihat dari latar belakang sejarahnya. Monjali sendiri dibangun untuk mengenang perjuangan bangsa indonesia dalam melaawan penjajah. Di monjali sendiri terdapat koleksi peralatan perang yang digunakan para pahlawan dahulu untuk melawan penjajah. Dengan kata lain monjali merupakan obyek wisata tentang wawasan sejarah dan sekaligus dapat meningkatkan cinta tanah air indonesia.
Fenomena-fenomena sosial yang cukup mencolok di kawasan monjali adalah adanya interaksi sosial, ataupun penyimpangan sosial. Untuk interaksi sendiri terlihat adanya kerjasama antara pengelola dan masyarakat sekitar. Kerjasama tersebut seperti masyarakat yang ingin berjualan di monjali, sudah disediakan tempat oleh pengelola museum untuk berjualan.
Untuk penyimpangan sosial yaitu adanya pengunjung yang membuang sampah tidak pada tempatnya diantaranya pengunjung membuang sampah di kolam monjali. Di sekitar tembok-tembok di monjali juga terdapat hasil tangan-tangan jahil yang mencorat-coret tembok di monjali dan ini juga merupakan suatu pelanggaran norma. Di dalam ruang diorama ada beberapa pengunjung yang melewati batas tali diorama padahal di sekitar diorama tersebut terdapat tulisan dilarang melewati batas tali. Pengunjung juga ada yang duduk-duduk di tangga masuk lantai 3 monjali padahal di area tangga tersebut ada tulisan dilarang duduk di tangga. Pelanggaran-pelanggaran tersebut mungkin terjadi karena kurangnya sosialisasi dari pengelola kepada pengunjung mengenai aturan yang adasehingga diharapkan pengelola lebih memperhatikan lagi hal tersebut.
Monjali sekarang sangat sepi pengunjung berbeda dengan dahulu. Pihak pengelola pun melakukan perubahan fungsi pada monjali. Mengenai perubahan fungsi di monjali juga terdapat perubahan seperti, area monjali sekarang juga disewakan untuk acara-acara seperti pentas musik. Selain itu ada juga suatu ruang museum dijadikan ruang serbaguna yang biasanya digunakan untuk seminar maupun pesta perkawinan.

1 komentar:

Oppie mengatakan...

informasi yang menarik ^^
ijin copy buat referensi tugas ya kk :)