Setiap insan punya satu
peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar
Dan ada peran berpura-pura
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar
Dan ada peran berpura-pura
Mengapa kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara
(Ian
Antono dan Taufik Ismail)
---artikel oleh Galih Dan---
Perhatikan gambar dan lirik lagu “panggung sandiwara” diatas, manusia dalam kehidupannyaselalu
memainkan peran, ada peran wajar dan juga ada peran berpura-pura. Isi lagu ini
sangat sesuai dengan teori dramaturgi yang juga dikemukakan oleh sosiolog Erving Goffman. Erving Gofman mengibaratkan dunia dengan
panggung sandiwara dimana kita
sebagai individu menjadi aktor yang memainkan peran dalam hubungan sosial sebagai penampilan kita yang tunduk pada skenario yang ada. Dalam panggung sandiwara itu, kita harus mampu menampilkan “kesan“ kepada sesamanya agar bisa meyakinkan orang lain mengenai kesan kita tersebut. Pandangan tersebut yang dinamakan dramaturgi.
Dalam dramaturgi ada yang disebut
dengan front stage dan back stage. Mengenai front stage orang
pada umumnya mencoba mempertunjukan gambaran mengenai diri mereka sendiri di
depan umum. Saat itu kita berusaha untuk
memainkan peran kita sebaik-baiknya agar penonton memahami tujuan dari perilaku
kita. Disini aktor
ingin menympaikan kesan bahwa mereka lebih akrab dengan lawan bicaranya
ketimbang dalam kehidupan sebenarnya. Sedangkan back stage adalah keadaan dimana kita berada di belakang panggung,
dengan kondisi tidak ada penonton. Sehingga kita dapat berperilaku bebas tanpa
mempedulikan naskah perilaku bagaimana yang harus kita bawakan.
Jika dihubungkan dengan kejadian
disekitar kita, misalnya disebuah bank saat bekerja pegawai menunjukkan sifat
ramah, murah senyum seakan memberikan pelayanan yang teramat sangat . Hal tersebut
dilakukan karena ada tuntutan yang harus dilaksanakan supaya memberi layanan
yang ramah dan prima agar dapat menarik perhatian nasabahnya. Disini dapat kita
lihat ada kesamaan dengan drama. Ada tuntutan bahwa seorang aktor harus
melaksanakan peran sesuai dengan skenario yang ada. Itulah yang dinamakan
dengan front stage. Akan tetapi
ketika masuk istirahat sifat ramah, murah senyum, biasanya tidak ditampilkan
tetapi sifat aslinya yang muncul. Hal ini terjadi karena tuntutan skenario yang
sebelumnya ada dan harus dilakukan hilang sampai waktu yang ditentukan. Di Back Stage mereka seakan terbebas dari
kewajiban.
Tidak hanya pegawai bank saja, kita sebagai
individu yang hidup dalam masyarakat juga melakoni dramaturgi dalam kehidupan
ini. Bagaimana kita berperilaku di depan umum ketika banyak yang melihat, dan
bagaimana kita berperilaku saat kita sendirian atau saat kita sedang ada di
rumah. Disini ada front stage dan back stage, pastinya ada perbedaan
berperilaku kita ada yang ditampilkan dan ada yang kita sembunyikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar