Silakan Translate.......

Kamis, 20 Desember 2012

Dramaturgi: Hidup di Atas Panggung


Dunia ini panggung sandiwara
Ceritanya mudah berubah
Kisah Mahabrata atau tragedi dari Yunani
Setiap insan punya satu peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar
Dan ada peran berpura-pura
Mengapa kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara

(Ian Antono dan Taufik Ismail)







---artikel oleh Galih Dan---

Perhatikan gambar dan lirik lagu “panggung sandiwara” diatas, manusia dalam kehidupannyaselalu memainkan peran, ada peran wajar dan juga ada peran berpura-pura. Isi lagu ini sangat sesuai dengan teori dramaturgi yang juga dikemukakan oleh sosiolog Erving Goffman. Erving Gofman mengibaratkan dunia dengan panggung sandiwara dimana kita

sebagai individu menjadi aktor yang memainkan peran dalam hubungan sosial sebagai penampilan kita yang tunduk pada skenario yang ada. Dalam panggung sandiwara itu, kita harus mampu menampilkan “kesan“ kepada sesamanya agar bisa meyakinkan orang lain mengenai kesan kita tersebut. Pandangan tersebut yang dinamakan dramaturgi.

Dalam dramaturgi ada yang disebut dengan front stage dan back stage. Mengenai front stage orang pada umumnya mencoba mempertunjukan gambaran mengenai diri mereka sendiri di depan umum. Saat itu kita berusaha untuk memainkan peran kita sebaik-baiknya agar penonton memahami tujuan dari perilaku kita. Disini aktor ingin menympaikan kesan bahwa mereka lebih akrab dengan lawan bicaranya ketimbang dalam kehidupan sebenarnya. Sedangkan back stage adalah keadaan dimana kita berada di belakang panggung, dengan kondisi tidak ada penonton. Sehingga kita dapat berperilaku bebas tanpa mempedulikan naskah perilaku bagaimana yang harus kita bawakan.

Jika dihubungkan dengan kejadian disekitar kita, misalnya disebuah bank saat bekerja pegawai menunjukkan sifat ramah, murah senyum seakan memberikan pelayanan yang teramat sangat . Hal tersebut dilakukan karena ada tuntutan yang harus dilaksanakan supaya memberi layanan yang ramah dan prima agar dapat menarik perhatian nasabahnya. Disini dapat kita lihat ada kesamaan dengan drama. Ada tuntutan bahwa seorang aktor harus melaksanakan peran sesuai dengan skenario yang ada. Itulah yang dinamakan dengan front stage. Akan tetapi ketika masuk istirahat sifat ramah, murah senyum, biasanya tidak ditampilkan tetapi sifat aslinya yang muncul. Hal ini terjadi karena tuntutan skenario yang sebelumnya ada dan harus dilakukan hilang sampai waktu yang ditentukan. Di Back Stage mereka seakan terbebas dari kewajiban.

Tidak hanya pegawai bank saja, kita sebagai individu yang hidup dalam masyarakat juga melakoni dramaturgi dalam kehidupan ini. Bagaimana kita berperilaku di depan umum ketika banyak yang melihat, dan bagaimana kita berperilaku saat kita sendirian atau saat kita sedang ada di rumah. Disini ada front stage dan back stage, pastinya ada perbedaan berperilaku kita ada yang ditampilkan dan ada yang kita sembunyikan.

Tidak ada komentar: