Modal sosial senantiasa diwarnai oleh kecenderungan
saling tukar kebaikan antar imdividu dalam kelompok atau antar kelopmok itu
sendiri. pola pertukaran ini bukanlah sesuatu yang dilakukan secara resiprokal
seketika seperti dlam proses jual beli melainkan suatu kombinasi jangka pendek
dan jangka panjang dalam nuansa altruism (semangat untuk membantu dan
mementingkan kepentingan orang lain). Seseorang atau banyak orang dari suatu
kelompok memiliki semangat untuk membantu orang lain tanpa mengharap imbalan
seketika. Pada masyarakat, dan kelompok sosial yang terbentuk, yang di dalamnya memiliki bobot resiprositas yang kuat akan melahirkan suatu masyarakat yang memiliki tingkat modal sosial yang tinggi.
seketika. Pada masyarakat, dan kelompok sosial yang terbentuk, yang di dalamnya memiliki bobot resiprositas yang kuat akan melahirkan suatu masyarakat yang memiliki tingkat modal sosial yang tinggi.
Untuk tipologi masyarakat yang relatif tertutup
resiprositas yang kuat akan bernilai positif untuk lingkungan sosial setempat,
tetapi belum tentu menghasilkan nilai positif bagi kelompok lain. Sebaliknya
pada suatu kelompok yang memiliki resiprositas kuat dan juga mempunyai ciri
sebagai masyarakat yang terbuka kemungkinan dampak positif yang lebih luas akan
dapat direalisasikan.
Jousairi Hasbullah. 2006. Social Capital (Menuju
Keunggulan Budaya Manusia indonesia). Jakarta: MR United Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar